Yang lebih mengherankan aksi itu dilakukan di luar ruangan atau di tempat publik. Tampak tidak ada keraguan diantara dua “sejoli” ini untuk mempertontonkan kemesraannya di depan kamera. Tampak satu anak laki-laki mengenakan seragam pramuka dan anak perempuan memakai pakai bebas berwarna hitam motif dot putih.
Terang saja aksi ini jadi bahan diskusi di media sosial. Kecaman mengalir mengingat dua anak ini sedianya belum waktunya melakukan hal itu. Jika memang ingin berciuman, semestinya tidak dilakukan dengan gaya orang dewasa. Budaya timur condong ke ciuman pipi atau kening.
Siapa yang patut disalahkan atas aksi ini? Apakah orangtua, keluarga, atau lingkungan? Di zaman keterbukaan informasi tidak ada yang tidak bisa diakses terlebih di era internet. Siapa saja bisa mencari tahu apa saja entah itu melalui TV, internet, buku, film dan lainnya. Rusaknya moral adalah tanggung jawab kita bersama yang kurang tegas dalam mengontrol konten yang dikonsumsi anak-anak.
“wah wah wah…dasar bocah ingusan dh gtuan aqw ajh yg dah 20thn lebih, blm prnah .!” tulis pengguna Fionetta.
“astafirllohalazim….smga anak2 kita ga meniru tingkah laku meteka amiiiin,” tulis komentar Ari Dafa.
No comments:
Post a Comment