Wednesday, July 10, 2013

Rumah Siapa??

gambo2 kat bawah ni awok tangkap mase awok terlibat dengan ektibiti kat Lenggong tempohaghi...
Sesiapa yang biasa ke Masjid Ubudiah di Kuala Kangsar...
pasti perasan dengan satu bangunan lama disebelah Masjid Ubudiah ni...
bangunan yang pade awok nampak lawo...
tapi sebab udah ditingeikan lame...
tunggu mase je nak roboh....

ade jugak awok bertanye dengan kengkawan...
dan oghang2 kat situ...
kalo ikutkan kate deme...
rumah ni milik kerabat diraja Perak jugak...

tapi bile awok mintak deme bagi nama spesifik....
deme tak tau....

sayang betoi le....
bangunan yang sebegini cantek....
tak dijage...
kalo tak dipelihara dan dipulihara....
memang bakei jadi sejarah je le......

takpele...
kome tengok le gambo2 yang awok letak kat sini
teringin jugak awok nak tau sape ke empunya rumah ni....

Sayang....rumah nye lawo....
tapi ditinggei camtu je...






Nampak Kubah Masjid Ubudiah di sebelah bangunan rumah ni....


Pelik! Wajah Manusia Pada Akar Buluh?


Selama tujuh tahun terakhir, seniman asal Vietnam, Huynh Phuong Do, telah mengukir beberapa tokoh sejarah pada akar buluh.




Hasil karyanya membuatkannya menjadi popular di Vietnam. Phuong Do telah mengukir di kayu sejak berusia 15 tahun. Ketika dia tinggal di Hoi An, Vietnam, Phuong dikenali sebagai "Vietnam Bamboo Village".

Karya-karyanya yang unik dinspirasi pada tujuh tahun yang lalu,

PARAM

Ade yang menyebut Pasar Ramadan...
ade jugak yang menyebut Bazar Ramadan.....
tak kesahle kome panggei ape....

yang samenye...
dua-duanya lokasi tumpuan sepanjang bulan Ramadan ni...
mane idaknye....
disini seknike bende ade....
dan mase ni jugakle kome bulih caghi lauk ato kuih-muih yang jarang kome jumpe....

tapi satu je...
pade yang tak beringat....
kome akan berbelanje selagi mau....
maklumle... berbelanje mengikut nafsu.....
dan sudahnye membazir je lauk-pauk..
kuih-muih yang banyak kome beli tu...

jadinye...
rancang belanje kome di PARAM atopon BARAM ni...
elakkan beli juadah berbuka terlalu banyak....
udahle kome membuang duit kome....
tambah pulak kome membazir......
membazir tu kan sedaghe setan....
kome nak jadi sedaghe setan????



Abah... pergi mu takkan kembali....


Salam Ramadhan Al-Mubarak pada sahabat semua, agak sunyi sepi blog aku berbanding sebelum ni, paling tidak seminggu sekali pasti ada entri.. malas tu dah tentu mood hilang entah kemana. Kali ni teramat lah besar dugaan aku bila ayah yg aku sayangi telah pergi mengadap Ilahi pada 2 Julai lepas akibat penyakit stroke.

Hingga ke hari ni aku masih merasakan arwah masih ada, terngiang-ngiang suara nya memanggil nama si kembar sebelum beliau jatuh sakit teruk . Luluh dan sayu hati bila teringat tiap kali bulan puasa macam-macam menu yang arwah minta dan teh tarik kegemaran abah mesti di hidang sekali... :(

Biarpun tidak terlihat dari zahir kesedihan yang aku pamirkan, jauh dilubuk hati hanya Allah yang tahu betapa lemah dan longlai jiwa aku...  Aku rindu gelak tawa abah... rindu gurau senda abah... Ya Allah ampunilah dosa arwah dan tempatkan beliau dikalangan orang-orang yang beriman, amin... Al fatihah...



Anekdot Madinah



Assalammualaikum 




Alhamdulilah.. Akhirnya dapat juga saya beli buku ni. Anekdot Madinah. Buku yang sangat laris. 

Memang sesuai sangat la baca buku ni masa rehat. Kalau tak tido la kan.. Hehe.. Bulan puasa ni kerja jadi berganda ganda hebat. 

Penat tau nak pi site bulan puasa ni. Letih.. Tapi tu la cabarannya kan.. Sebab tu saya rajin je tido time rehat. Hehe.. 

Okeylah. 
Wassalam..

Tuesday, July 9, 2013

Ramadhan kali ni

Assalammualaikum..

Sahur tadi sahur pertama
Dirumah 4 bilik yang tak bersofa

Dah pasti kami rasa bahagia
Kerna itu impian yang terlaksana

Moga mati kami disitu
Moga mati kami dalam bahagia

Insyallah

***

Iman dalam hati
Tak tahu bertambah atau tak
Ada usaha
Ada amal
Dia ja yang tahu

Ramadhan tahun ini 
Aku mula dengan sujud taubat

Tak tahu diterima ke tak
Yang penting buat
Untuk suci hati

***
 
Macam biasa
Setiap tahun
Ramadhan datang 

Yang tak biasanya
Umur dah lain
Antara matang atau tua

Yang tak biasanya
Dah hilang kawan bershopping

Ayat Mat Fariq semalam
' Ayang, tahun ni kita beli baju raya berdua ja tau!'

Aaarrgghhh!!! Aku tau dia bosan
Kawan-kawan dah lama pindah
Dulu bolehla angkut sekapal
Shopping raya punya pasal

***

Hidup memang begitu
Ada lebih ada kurang

Yang penting  kita syukur
Dapat merasa Ramadhan lagi

Tahun depan lain kira
Siapa tahu kita dimana?
London?  Paris? atau Afrika?

Tah-tah dialam barzah!
 

serikandi 5 minit


EMPAT PATAKA KERAJAAN MAJAPAHIT

Berikut ini akan sedikit kami uraikan tentang Pataka peninggalan Kerajaan Majapahit yang seharusnya tetap ada di negara kita sendiri.

PATAKA SANG DWIJA NAGA NARESWARA

Info MajapahitPataka Sang Dwija Naga Nareswara dari Kerajaan Majapahit ini berbentuk Tombak Pataka Nagari sebagai perwujudan dari Naga Kembar penjaga Tirta Amertha, terbuat dari bahan tembaga. Tombak  Pataka ini di buat di era Kerajaan SINGHASARI (abad 12 – 13 Masehi), dan diwarisi oleh Kerajaan MAJAPAHIT (Wilwatikta). Merupakan satu-satunya tombak pataka Singhasari yang mampu diselamatkan oleh SANGRAMA WIJAYA pada saat keruntuhan Kerajaan Singhasari akibat serbuan Kerajaan Gelang-gelang. Pataka lainnya berhasil dikuasai dan diboyong oleh Raja Jayakatwang ke Kerajaan Gelang-gelang.
Pada Tombak Pataka ini lah pertama kali di pasang bendera Kerajaan Wilwatikta (Majapahit) ketika di proklamirkan di hutan Tarikh (setelah penyerbuan pasukan Tartar dan pasukan SANGRAMA WIJAYA atas Kerajaan Gelang-gelang). Bendera tersebut bernama : Gula – Kelapa (Merah – Putih), yang sekarang kita warisi menjadi Bendera Sang Saka Merah Putih.

Tombak Pataka ini sekarang berada di :

THE METROPOLITAN MUSEUM OF ART
1000 5th Avenue, New York, NY – USA

Dengan data museum sebagai berikut :

Halberd Head with Nagas and Blades
Period: Eastern Javanese period, Singasari kingdom
Date: ca. second half of the 13th century
Culture: Indonesia (Java)
Medium: Copper Alloy
Dimensions: H.17 1/4 in. (43.8 cm); W. 9 3/4 in. ( 24.8 cm)
Classification: Metalwork
Credit Line: Samuel Eilenberg Collection, Bequest of Samuel Eilenberg, 1998
Accession Number: 2000.284.29a, b
This artwork is currently on display in Gallery 247

Hal ini cukup mengherankan saya, sebab Amerika Serikat tidak mempunyai benang merah sejarah dengan bangsa Indonesia. Mungkin artefak ini diambil oleh pemerintah kolonial Belanda dan dikirim ke Eropa, baru kemudian berpindah tangan ke Amerika Serikat (???).

Tombak Sang Dwija Naga Nareswara ini sepertinya pernah di singgung dalam prasasti tahun 1305 AD bagian II  yang menjelaskan nama abhiseka Kertarajasa Jayawardhana (Bhre Wijaya / pendiri kerajaan Majapahit). Dikatakan bahwa nama beliau terdiri dari 10 suku yang dapat dipecah menjadi empat kata yakni kerta, rajasa, jaya dan wardhana. Unsur kerta mengandung arti bahwa baginda memperbaiki pulau Jawa dari kekacauan yang ditimbulkan oleh penjahat-penjahat dan menciptakan kesejahteraan bagi rakyat. Unsur rajasa mengandung arti bahwa baginda berjaya mengubah suasana gelap menjadi suasana terang-benderang akibat kemenangan beliau terhadap musuh-musuhnya. Unsur jaya mengandung arti bahwa baginda memiliki lambang kemenangan berupa senjata tombak berujung mata tiga (trisula muka) dan karena senjata tersebut segenap musuh hancur lebur. Unsur wardhana mengandung arti bahwa baginda menghidupkan segala agama, melipat gandakan hasil bumi, terutama padi demi kesejahteraan rakyatnya. 


PATAKA SANG HYANG BARUNA

Info MajapahitPataka Kerajaan Majapahit ini bernama Sang Hyang Baruna berupa sebuah tombak (Tombak Pataka Nagari) dengan dua mata tombak kembar di atas kepala dan ekor naga, pataka ini terbuat dari bahan tembaga. Tombak Pataka ini di buat pada jaman Kerajaan SINGHASARI (abad 12 – 13 Masehi), dan diwarisi oleh Kerajaan MAJAPAHIT (Wilwatikta). Pataka ini biasa dipasang di atas kapal yang memimpin sebuah rombongan ekspedisi, untuk menandai adanya seseorang diatas kapal tersebut yang bertindak mewakili Raja atau Negara. Bendera atau panji-panji yang dipasang bernama : “Getih – Getah Samudra” (lima garis merah dan empat garis putih), sebagai bendera armada militer SINGHASARI / MAJAPAHIT. Sampai saat ini bendera ini tetap dipakai oleh TNI-AL dalam kapal-kapal perangnya di perairan internasional, dengan nama panji-panji : “Ular-ular Tempur”.

Pataka ini pertama kali di bawa oleh pasukan ekspedisi PAMALAYU dan diserahkan kembali kepada Kerajaan Majapahit sebagai penerus dari Kerajaan Singhasari. Pataka ini telah berkiprah pada “Ekspedisi PAMALAYU (Singhasari)”, “Ekspedisi Duta Besar ADITYAWARMAN ke China (Majapahit)” hal ini dilakukan dua kali, “Ekspedisi NUSANTARA oleh GAJAHMADA (Majapahit)”. Dan tetap eksis hingga saat ini, dilanjutkan oleh TNI-AL sebagai kekuatan maritim Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

Tombak Pataka (Sang Hyang Baruna) ini sekarang berada di :

THE METROPOLITAN MUSEUM OF ART
1000 5th Avenue, New York, NY – USA


Dengan data museum sebagai berikut :

Halberd Head with Naga and Blades
Period: Eastern Javanese period, Singasari kingdom
Date: ca. second half of the 13th century
Culture: Indonesia (Java)
Medium: Copper alloy
Dimensions: H.17 1/2 in. (44.4 cm); Gr. W. 8 1/4 in. (21 cm)
Classification: Metalwork
Credit Line: Samuel Eilenberg Collection, Gift of Samuel Eilenberg, 1996
Accession Number: 1996.468a, b
This artwork is currently on display in Gallery 247


Satu hal yang amat mengganjal di hati (sebagai masyarakat pewaris Majapahit) adalah : Mengapa Pataka Majapahit ini sampai bisa berada di Amerika Serikat yang nota bene tidak memiliki hubungan kesejarahan dengan bangsa kita ?

Bendera Getih - Getah - Samudra

SANG PELOPOR DAN PENERUS PATAKA “SANG HYANG BARUNA”
Dalam menjalankan politik NUSANTARA (penyatuan seluruh kepulauan nusantara di bawah panji-panji Kerajaan Majapahit), terdapat 3 nama besar yang cukup disegani dalam pelaksanaannya.

Yang pertama adalah : ADITYAWARMAN (dengan pangkat tertingi Wredhamantri), adalah keluarga raja yang meniti kariernya di dunia militer sebagai penerus ayahandanya (keluarga Raja Singhasari) MAHESA ANABRANG yang bergelar ADWAYABRAHMA. Kedua-duanya dikenal tangguh di medan pertempuran, jago strategi dan ulet menjalankan misi diplomatik (MAHESA ANABRANG adalah pimpinan misi diplomatik ekspedisi PAMALAYU Singhasari ke Kerajaan DHARMASRAYA, jejak ini diikuti putranya : ADITYAWARMAN yang melakukan “mission imposible” dengan melakukan kunjungan diplomatik ke Kaisaran China. Padahal baru 2 dekade pasukan Tartar ini digempur dalam pertempuran tanah Jawa oleh Bhre WIJAYA, dan mereka sedang mempersiapkan gempuran balasan). Kehandalan ADITYAWARMAN sebagai duta-lah yang bisa menetralisir keadaan dan bahkan menemukan kesepahaman dalam hubungan diplomatik antar negara. Baik ayah dan anak ini ketika melakukan tugasnya : membawa Tombak Pataka SANG HYANG BARUNA.

Yang kedua dan ketiga adalah dua serangkai : Panglima Laut Rakarian Tumenggung MPU NALA dan Mahapatih Amangkubhumi MPU MADA. Keduanya secara bahu-membahu menjalankan tugas penyatuan Nusantara dengan konsisten dibidangnya masing-masing. MPU NALA adalah generasi kedua panglima armada laut Kerajaan Majapahit, ayahandanya dikenal sebagai panglima laut yang memimpin rombongan pertama ekspedisi Pamalayu Singhasari menuju Kerajaan Tumasik (Singapura) di selat Malaka. Maka penunjukannya sebagai Panglima Laut di era pemerintahan Rani TRIBHUWANA TUNGGADEWI ini bersifat mutlak, mengingat banyak pelaut-pelaut yang dahulu mengabdi kepada ayahandanya telah bersumpah setia mendukung kepemimpinannya mengarungi samudra. Dikenal jago pertempuran laut dan pandai menyatukan pasukan laut yang berasal dari beberapa negara bawahan.

Mahapatih Amangkubhumi MPU MADA adalah tokoh kunci dari politik penyatuan Nusantara lewat SUMPAH PALAPA-nya. Seorang militer tulen yang memulai karirnya dari bawah sebagai bekel bhayangkara dan dikenal cerdas mempelajari ilmu pemerintahan. Pemikirannya banyak dipengaruhi oleh politik NUSANTARA Kerajaan Singhasari Raja SRI KERTANEGARA dan hal ini cocok dengan pemikiran Rani Majapahit (TRIBHUWANA TUNGGADEWI yang juga cucu dari SRI KERTANEGARA) yang mendapat pemahaman serupa dari ibundanya : DYAH AYU GAYATRI.

Keteguhan hati sang MPU MADA dalam mencapai cita-citanya diujinya sendiri dalam berbagai medan pertempuran pada separuh masa kehidupannya. Kemampuannya yang ulet, luwes sekaligus tegas dan tangguh telah mewariskan kepada kita wilayah Negara INDONESIA Raya yang luas ini.

Dalam menjalankan ekspedisinya, kapal panglimanya selalu membawa Tombak Pataka Sang Hyang BARUNA dan mengibarkan panji-panji kebesaran Majapahit (Getih - Getah - Samudra).

Rupanya perjalanan sejarah tersebut diabadikan secara konsisten oleh TNI-AL sebagai kekuatan maritim INDONESIA. Panji-panji Maritim Majapahit tetap dipakai hingga saat ini, bahkan GAJAHMADA dibuatkan monumennya di Markas Komando TNI-AL Surabaya. Keduanya baik MPU NALA maupun  MPU MADA, namanya diabadikan sebagai nama kapal perang : KRI. NALA dan KRI. GAJAHMADA.


PATAKA SANG PADMANABA WIRANAGARI

Tombak Pataka Nagari kerajaan Majapahit yang ketiga terbuat dari bahan tembaga bernama Sang Padmanaba Wiranagari (Teratai Kemuliaan Pembela Negeri).
Info Majapahit
Tombak Pataka ini di buat di era Kerajaan SINGHASARI (abad 12 – 13 Masehi), dan diwarisi oleh Kerajaan WILWATIKTA (MAJAPAHIT). Adalah Pataka yang direbut kembali oleh para senopati Singhasari eks ekspedisi PAMALAYU di Kerajaan Jayakatwang Kediri. Pasukan ini merasa terluka hatinya dikarenakan kerajaan Singhasari diruntuhkan Jayakatwang ketika mereka tidak berada di tempat, sehingga tidak bisa membela negara. Ketika mereka pamit melakukan tindakan perebutan kembali pataka-pataka Singhasari sebagai wujud pengembalian kehormatan Singhasari kepada SANGRAMA WIJAYA sempat tidak diijinkan. Karena SANGRAMA WIJAYA masih trauma akan perang saudara yang baru saja dijalaninya (Raja JAYAKATWANG adalah sepupu SRI KERTANEGARA yang sekaligus besannya, dan masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan SANGRAMA WIJAYA melalui kakeknya NARASINGAMURTI).

Kemudian para senopati ini nekat berangkat setelah berpamitan kepada Prameswari TRIBHUWANESWARI (yang juga putra pertama SRI KERTANEGARA dan istri SANGRAMA WIJAYA). TRIBHUNARESWARI tidak menjawab YA atau TIDAK, hanya bersabda : PENUHI DHARMAMU SEBAGAI KSATRYA. Dan ini yang menjadi legitimasi bagi para senopati ekspedisi PAMALAYU merebut kembali panji pataka peninggalan Singhasari yang ada di Daha.

Mereka akhirnya berhasil membawa pulang 5 (lima) panji Pataka Singhasari dan meneguhkan sikap para kerabat di wilayah Daha (yang masih bingung harus bersikap mengabdi kepada siapa), bahwa Majapahit adalah penerus Singhasari yang sah dan penerus Rajasawangsa.

Pada Tombak Pataka ini lah pertama kali di pasang Lambang Kerajaan Wilwatikta (Majapahit). Ada 4 (empat) kali perubahan lambang negara Majapahit yang pernah ditambatkan pada Pataka ini. Pada foto diatas adalah lambang kedua yang dipakai pada masa pemerintahan Rani TRIBHUWANA TUNGGADEWI dan Raja SRI RAJASANAGARA DYAH HAYAM WURUK, dimana Majapahit mengalami masa keemasannya. Mengenai keempat Lambang Negara Majapahit dapat anda lihat pada catatan yang lain. Semua Lambang Kerajaan (keempat-empatnya) bernama : SURYA WILWATIKTA. Banyak yang menyebutnya juga sebagai SURYA MAJAPAHIT.

Tombak Pataka ini sekarang berada di :

THE METROPOLITAN MUSEUM OF ART
1000 5th Avenue, New York, NY – USA


Dengan data museum sebagai berikut :

Top of a Scepter
Period: Eastern Javanese period, Singasari kingdom
Date: ca. second half of the 13th century
Culture: Indonesia (Java)
Medium: Copper alloy
Dimensions: H. 16 1/16 in. (40.8 cm)
Classification: Metalwork
Credit Line: Samuel Eilenberg Collection, Gift of Samuel Eilenberg, 1987
Accession Number: 1987.142.184
This artwork is currently on display in Gallery 247


Hal ini cukup mengherankan saya, apa hubungan Amerika Serikat dengan sejarah bangsa Indonesia. Mungkin artefak ini diambil oleh pemerintah kolonial Belanda dan dikirim ke Eropa, baru kemudian berpindah tangan ke Amerika Serikat (???).


SANG HYANG NAGA AMAWABHUMI

Pataka Kerajaan Majapahit ke 4 berbentuk tombak naga berbahan tembaga yang dikenal dengan sebutan Sang Hyang Naga Amawabhumi yang artinya Naga Penjaga Keadilan.

SUSUNAN PENGADILAN
Info Majapahit Semua keputusan dalam pengadilan di ambil atas nama Raja yang disebut Sang Amawabhumi yang artinya : orang yang mempunyai atau menguasai negara. Dalam Mukadimah Kutara Manawa (Undang-Undang jaman Majapahit) ditegaskan demikian : Semoga Sang Amawabhumi teguh hatinya dalam menetapkan besar kecilnya denda, jangan sampai salah. Jangan sampai orang yang bertingkah salah, luput dari tindakan. Itulah kewajiban Sang Amawabhumi, jika beliau mengharapkan kerahayuan negaranya.

Dalam soal pengadilan Raja dibantu oleh dua orang dharmadhyaksa, yaitu Dharmadhyaksa Kasaiwan (kepala agama Siwa) dan Dharmadhyaksa Kasogatan (kepala agama Budha) dengan sebutan Dang Acarya. Karena kedua agama tersebut merupakan agama utama dalam Kerajaan Majapahit, maka segala perundang-undangan didasarkan kepada kedua agama tersebut.

Kedudukan Dharmadhyaksa dapat disamakan dengan Hakim Tinggi, mereka itu dibantu oleh lima orang upapatti yang artinya pembantu dharmadhyaksa. Mereka tersebut dalam beberapa piagam atau prasasti biasa disebut dengan sang pamegat atau disingkat samgat artinya sang pemutus alias hakim. Baik Dharmadhyaksa maupun Upapatti bergelar Dang Acarya. Pada mulanya terdapat lima Sang Pamegat yaitu Sang Pamegat Tirwan, Sang Pamegat Kandamuhi, Sang Pamegat Manghuri, Sang Pamegat Jambi dan Sang Pamegat Pamotan, kelimanya termasuk golongan Kasaiwan.

Pada masa pemerintahan Dyah Hayamwuruk, ditambah dengan dua orang upapatti dari golongan Kasogatan yaitu Sang Pamegat Kandangan Tuha dan Sang Pamegat Kandangan Rare, sehingga keseluruhan pejabat pengadilan ada dua orang dharmadhyaksa dan tujuh orang upapatti.

Demikian uraian kami tentang empat pataka Kerajaan Majapahit.
 

Gambar Belangkas