Berita dari artikel tersebut di atas, silahkan baca di sini
Adalah seorang Trowulan yang saat ini bermukim di Bali dan mengaku diri sebagai Raja Majapahit-Bali dengan mengambil gelar abhiseka HYANG BATHARA AGUNG SRI WILATIKTA BRAHMARAJA XI. Hal ini cukup menggelikan dan hanyalah orang-orang yang tidak memiliki wawasan Majapahit yang percaya akan hal ini.
Baiklah kita tinjau letak kejanggalan-kejanggalan yang sengaja dimunculkan
Pada sumber-sumber sejarah Majapahit tidak pernah dikenal istilah WILATIKTA, baik prasasti-prasasti yang ada maupun kakawin Negarakertagama hanya mengenal istilah WILWATIKTA atau TIKTAWILWA, wilwa berarti buah maja dan tikta berarti pahit, jadi WILWATIKTA berarti Majapahit. Sekali lagi yang ada adalah Wilwatikta dan bukan Wilatikta.
Kakawin Negarakertagama yang berjudul asli Desawarnana di dalam pupuh LXXXIII bait yang ke 3, menyebutkan hal yang demikian :
Dari uraian pupuh ini jelaslah bahwa Brahmaraja adalah seorang pendeta, brahmana yang menguasai kitab Weda, jadi bukan raja.
"Mashurlah nama pendeta Brahmaraja bagai pujangga, ahli tutur putus dalam tarka, sempurna dalam seni kata serta ilmu naya, Hyang Brahmana, sopan, suci, ahli weda, menjalankan nam laku utama ....".
Dari uraian pupuh ini jelaslah bahwa Brahmaraja adalah seorang pendeta, brahmana yang menguasai kitab Weda, jadi bukan raja.
Selanjutnya dikatakan sebagai berikut, Brahmaraja XI, adalah raja Majapahit-Bali, hal ini lucu sekali dan sangat menggelikan. Sepanjang sejarah kerajaan Majapahit, kerajaan ini (Majapahit) tidak pernah berdiri di Pulau Bali, bahkan Bali adalah wilayah tundukkan Majapahit, jadi Bali berstatus sebagai kerajaan bawahan Majapahit.