Sunday, May 15, 2011

Melawat Ghumah (rumah) - Desa Pengkalan Bandaraya

Baghu2 (baru2) ni awok berkesempatan melawat ghumah (rumah) awok yang sedang dibena (dibina)pemaju...
ghumah (rumah) awok ni nanti walopon (walaupun) tak sebeso (sebesar) ghumah (rumah) oghang (orang) lain....
tapi awok cukop2 tak sabo nak tunggu ghumah (rumah) awok ni siap.....
dan taman awok ni nanti namenye Desa Pengkalan Bandaraya.....

Ghumah (rumah) awok ni letaknye kat Pengkalan Pegoh,Ipoh jugak....
awok memang saje caghi (cari) ghumah (rumah) yang dekat dengan ghumah (rumah) mak awok....
bukan ape....senang nanti awok nak tengok sakit pening mak awok nanti....
mak awok nanti pun senang kalo nak tengok cucu2 die nanti...

Insyallah....
menughot (menurut) kate pemaju ghumah (rumah) awok ni...
CF sedang diproses.....
dan Insyallah tahon ni jugak le dapat le pindah ke ghumah (rumah) ni nanti...
takpele...kome tengok je le gambo2 kat bawah ni...

 Pandangan daghi (dari) depan ghumah (rumah) awok...
betoi ....memang hutan.....
tapi mase awok tengok plan taman ni....
hujong ni nanti semuenye akan naik ghumah (rumah) .....

 Ini pulak gambo dalam bilik awok nanti....
ade bilik ayo tu....kekekeke

 Gambo area dapo (dapur) awok nanti...
banyak bende ndak kene buat nanti ni...
dalam kepale awok....kabinet......
senang ndak letak baghang2 (barang) nanti...

Ini pulak dalam bilik anak daghe (dara) awok nanti....
saje je awok letak gambo tingkap tu...
nak tunjokkan betape tinggi nye bilik anak daghe (dara) awok ni nanti...
mule le awok terpikir nak tambah setingkat lagi....
buat tempat letak baghang (barang) je...

Ini pandangan daghi (dari) pintu masok ghumah (rumah) awok nanti....
kat sebelah tu kalo kome peghasan (perasan)...
padang tu....itu le satu sebab ngape (mengapa) awok beli ghumah (rumah) ni...
dekat dengan padang...

Ini pulak daghi (dari) tingkap ghumah (rumah) awok...
kalo kome peghatikan (perhatikan)...
banyak ghumah (rumah) naik kat tempat awok ni....
kalo kome peghasan (perasan) ....
pattern ghumah (rumah) yang belah kanan tu beze dengan yang belah kighi (kiri)...
yang belah kighi (kiri) tu agak panjang daghi (dari) yang belah kanan....


 Haaa..... ini yang paling spesel sekali....
ade tong dram dekat laman depan ghumah (rumah) awok ni...
cehhh...hampeh betoi le pemaju ni......
suke hati deme je letak tong dram kat ghumah (rumah) awok.....hehehe
sebelah tong dram tu kalo kome peghasan (perasan) ade lubang longkang ...
tapi penutup nye udah leboh (hilang) ....
ni mat pet ato (atau) tukang kutip besi le yang cilok ni....cehhh lagiii....

Merayap lagi..


Yuhuuuu....! adehhh.. dua malam berturut-turut deena merayap ikut abang melayan group Anugerah Bestari Cec ni. malam semalam dorang dinner di Bamboo restoran, kali ni di Kantan restoran di Cenang. Biasanya dinner utk group selain di area kuah, abang akan urus di restoran ni jer. Pengalaman baru bagi deena yang mana selain dapat kenalan baru, satu kepuasaan bila mereka beri pujian dan berjanji akan gunakan khidmat kita lagi di masa akan datang.  : -)

Bukan senang tau nak meyakinkan orang dengan servis dan percaya pada kita, apa yang penting servis mesti tip top dan terbaek..!  Next projek musim cuti sekolah nanti dah bersusun jadual booking dari orang perseorangan hinggalah berkumpulan yang akan turun langkawi nanti. So kalau nak datang ke langkawi dengan selesa dan tak kelam kabut rancang percutian anda dari awal yer.. =)

p/s:  mcm-mcm projek nak buat pasni... caiyokk deena !

MAJAPAHIT BUKAN KESULTANAN ISLAM (2)

Fakta ke dua yang diungkap oleh Herman Sinung Janutama adalah sebagai berikut :

2. Pada batu nisan Syeikh Maulana Malik Ibrahim yang selama ini dikenal sebagai Wali pertama dalam sistem Wali Songo yang menyebarkan Islam di Tanah Jawa terdapat tulisan yang menyatakan bahwa beliau adalah Qadhi atau hakim agama Islam kerajaan Majapahit. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Agama Islam adalah agama resmi yang dianut oleh Majapahit karena memiliki Qadhi yang dalam sebuah kerajaan berperan sebagai hakim agama dan penasehat bidang agama bagi sebuah kesultanan atau kerajaan Islam.
 

Tulisan yang sebenarnya pada batu nisan Syeikh Maulana Malik Ibrahim tersebut adalah sebagai berikut :

Di latar nisan itu tersurat ayat suci Al-Quran: surat Ali Imran 185, Ar-Rahman 26-27, At-Taubah 21-22, dan Ayat Kursi. Ada juga rangkaian kata pujian dalam bahasa Arab bagi Malik Ibrahim: ”Ia guru yang dibanggakan para pejabat, tempat para sultan dan menteri meminta nasihat. Orang yang santun dan murah hati terhadap fakir miskin. Orang yang berbahagia karena mati syahid, tersanjung dalam bidang pemerintahan dan agama.”

Pada nisan makam Syeikh Maulana Malik Ibrahim atau Syeikh Maghribi atau Sunan Gresik, terdapat inskripsi yaitu surat al-Baqarah ayat 225 (ayat Kursi), surat Ali Imran ayat 185, surat al-Rahman ayat 26-27, dan surat al-Taubah ayat 21-22 serta tulisan dalam bahasa Arab yang artinya:

Ini adalah makam almarhum seorang yang dapat diharapkan mendapat pengampunan Allah dan yang mengharapkan kepada rahmat Tuhannya Yang Maha Luhur, guru para pangeran dan sebagai tongkat sekalian para Sultan dan Menteri, siraman bagi kaum fakir dan miskin. Yang berbahagia dan syahid penguasa dan urusan agama: Malik Ibrahim yang terkenal dengan kebaikannya (dalam terjemahan lain disebut: terkenal dengan Kakek Bantal-red). Semoga Allah melimpahkan rahmat dan ridha-Nya dan semoga menempatkannya di surga. Ia wafat pada hari Senin 12 Rabi’ul Awwal 822 Hijriah.

Dari kedua uraian tersebut di atas menunjukkan kepada kita bahwa tidak pernah tertulis dalam batu nisan tersebut suatu pernyataan yang menyatakan bahwa Maulana Malik Ibrahim adalah Qadhi (hakim agama) di kerajaan Majapahit.

Lebih jauh lagi, Slamet Mulyana dalam bukunya Nagarakretagama dan tafsir sejarahnya, Bhratara Karya Aksara, 1979 pada halaman 189 menyebutkan :

"Semua keputusan dalam pengadilan diambil atas nama raja yang disebut Sang Amawabhumi, artinya : orang yang mempunyai atau menguasai negara. Dalam mukadimah Kutara Manawa ditegaskan demikian : Semoga Sang Amawabhumi teguh hatinya dalam mentrapkan besar kecilnya denda, jangan sampai salah trap, jangan sampai orang yang bertingkah salah luput dari tindakan. Itulah kewajiban Sang Amawabhumi, jika beliau mengharapkan kerahayuan negaranya".

Dalam hal ini jelas kepada kita, bahwa hakim agama (Qadhi) pada masa kerajaan Majapahit disebut dengan istilah Sang Amawabhumi yang tidak lain dan tidak bukan adalah Raja Majapahit yang berkuasa pada saat itu. Hal ini sesuai dengan kitab perundang-undang yang berlaku pada masa itu yang terkenal dengan Kitab Kutaramanawa.

Di dalam paragraf berikutnya Slamet Mulyana menjelaskan hal yang berikut ini :

"Dalam soal pengadilan, raja dibantu oleh dua orang dharmadhyaksa, seorang dharmadhyaksa kasaiwan, seorang dharmadhyaksa kasogatan, yakni kepala agama Siwa dan kepala agama Budha, dengan sebutan DANG ACARYA, karena kedua agama itu merupakan agama utama dalam kerajaan Majapahit dan segala perundang-undangan didasarkan agama. Kedudukan dharmadhyaksa boleh disamakan dengan kedudukan Hakim Tinggi, mereka itu dibantu oleh lima upapatti artinya pembantu; dalam pengadilan adalah pembantu dharmadhyaksa. Mereka itu dalam piagam biasa disebut pamegat atau sang pamegat (disingkat samgat) artinya : sang pemutus alias hakim ..."

Dengan demikian jelaslah bagi kita semua bahwa pada masa kerajaan Majapahit hakim-tinggi atau bisa dikatakan sebagai hakim-agama hanya ada dua yang disebut dengan Dharmadhyaksa Kasaiwan (untuk golongan Siwa) dan Dharmadhyaksa Kasogatan (untuk golongan Budha). Kenyataan ini bukanlah suatu rekayasa sejarah, melainkan ditunjang dengan berbagai prasasti (piagam) yang ditemukan dan berasal dari masa kerajaan Majapahit diantaranya Piagam Kudadu (1294), Piagam Sidateka (1323), Piagam Trawulan (1358) serta piagam-piagam lainnya yang isinya menyebutkan nama hakim-hakim agama tersebut.

Selanjutnya, hakim agama pada masa kerajaan Majapahit diberikan suatu gelar yaitu DANG ACARYA dan bukan gelar Sunan.

Berikut ini adalah daftar hakim-agama pada masa kerajaan Majapahit dari tahun 1293 sampai dengan tahun 1365.


Dengan demikian dalam masa kerajaan Majapahit tidak ada atau belum dikenal istilah Qadhi (hakim agama).

Selanjutnya dipersilahkan untuk membaca bagian ketiga

Kami doakan khas buat mu anakku

Anak sulung saya sedang berhempas pulas sekarang ini..sedang bertarung dalam peperiksaan akhir tahun (Tahun 6) beliau dalam perjuangan menuntut ilmu untuk menjadi seorang doktor...
Ummi, Abi, atok, wan dan adik-adik sentiasa mendoakan buat Kak Long di sana... semoga semuanya berjalan lancar seperti dikehendaki dan semoga Kak Long lulus dengan baik dan cemerlang dalam peperiksaan...InsyaAllah.  
Berusaha, Berdoa dan Berserah diri secara total ke Hadrat Allah SWT  dalam segalanya..
InsyaAllah Allah Maha Mendengar dan Maha Penyayang...
Selalu lah mengingati Allah SWT...
Amin.

Topik Paling Menakutkan Charles Darwin

Mata adalah organ yang amat kompleks dan sempurna rekaannya. Ia terdiri daripada 40 komponen, dan ia tidak dapat berfungsi jika salah satu daripadanya hilang. Setiap komponen ini mempunyai perincian rumit yang membuatkannya mustahil untuk ia muncul secara kebetulan. Contohnya, jika lensa tidak ada, mata tidak dapat berfungsi. Atau, jika lensa dan pupil bertukar tempat, mata tidak dapat berfungsi.

Malah air mata yang kelihatan seperti cecair ringkas adalah amat penting kepada mata. Mata yang tidak mempunyai air mata akan kering dan seterusnya menjadi buta. Lagipun, khasiat antiseptik air mata melindungi mata daripada kuman.

Struktur mata dapat disamakan dengan kereta. Sebuah kereta terdiri daripada banyak ceraian. Jika semua komponennya telah dipasang tetapi pedalnya hilang, kamu tidak akan dapat memandunya. Jika salah satu wayar motornya terputus, kereta tersebut tidak akan dapat bergerak. Mata juga seperti kereta, ia tidak dapat berfungsi jika salah satu komponennya hilang.
Bagaimanapun, para penyokong evolusi gagal menjelaskan bagaimana mata terbentuk, kerana mustahil sebiji mata dapat terbentuk secara kebetulan. Fikirkan, apakah mungkin 40 komponen berbeza dapat bercantum pada masa dan tempat yang sama? Ini termasuklah pupil, lensa, retina, kelopak mata, pembuluh mata, dan lain-lain perlu terbentuk secara kebetulan dan bercantum dengan sendiri. Sudah tentu ini adalah mustahil!
Jika kamu melihat sebuah kereta ketika kamu berjalan-jalan di dalam hutan dan bertanya bagaiman kereta ini boleh berada di sini, seseorang memberitahu kamu bahawa beberapa bahan daripada hutan telah bercantum dan membentuk kereta ini, apakah kamu akan mempercayainya? Apakah seseorang itu waras sekiranya dia mempercayai bahawa motor, pedal gas, stering, brek kaki, brek tangan, cermin hadapan, rangka dan bahagian-bahagian lain kereta dapat muncul secara mendadak dan bercantum untuk membentuk sebuah kenderaan?
 
Struktur mata lebih rumit dan sempurna daripada sebuah kereta. Oleh itu kita perlu mempersoalkan kesihatan mereka yang mendakwa mata terbentuk secara kebetulan. Darwin sendiri tidak dapat memahami bagaimana mata dapat muncul dan dia berkata, "Saya masih ingat apabila memikirkan tentang mata, ia membuatkan saya merasa seram sejuk". (Norman Macbeth, Darwin Retried: An Appeal to Reason, Boston; Gambit, 1971, muka surat 101) Pencipta teori ini tidak dapat membantu untuk menjelaskan tentang kesempurnaan struktur mata.
Darwin Juga Tidak Mahu Memikirkan Tentang Bulu Burung Merak. Pernahkah kamu mengkaji dengan terperinci bulu seekor burung? Bulu burung mempunyai ciri-ciri amat kompleks untuk membantunya terbang. Setiap bulu burung ini pula mempunyai warna yang berbeza dan kita gemar melihatnya. Contohnya, bulu burung merak sangat cantik sehingga manusia menjadikannya subjek lukisan atau kanvas pin renda.
 
Bagaimanapun, terdapat seorang yang amat tidak menggemarinya, terutama bulu burung merak. Beliau ialah Charles Darwin. Kerana Darwin percaya bulu burung merak terbentuk secara kebetulan. Tetapi, ia terlalu cantik sehingga menyukarkan orang lain menerima bahawa ia terbentuk secara kebetulan. Darwin menerangkan tentang bulu ini, "Sekarang, memikirkan tentang struktur-strutur khusus sering menyebabkan saya tidak selesa. Petanda yang terdapat pada bulu ekor merak, setiap kali saya melihatnya, membuatkan saya pening!".
 
Penulis ialah Harun Yahya/Adnan Oktar (Kaum-kaum Yang Pupus, Penipuan Evolusi, Relativiti Masa dan Hakikat Takdir). Dipetik daripada buku Keajaiban Ciptaan Allah.

MAJAPAHIT : GAJAH MADA

Gajah Mada ialah Mahapatih Majapahit yang mengantarkan Majapahit ke puncak kejayaannya. Gajah Mada diperkirakan lahir pada tahun 1300 di lereng pegunungan Kawi - Arjuna, daerah yang kini dikenal sebagai kota Malang (Jawa Timur). Sejak kecil, Gajah Mada sudah menunjukkan kepribadian yang baik, kuat dan tangkas. Kecerdasannya telah menarik hati seorang patih Majapahit yang kemudian mengangkatnya menjadi anak didiknya. Beranjak dewasa terus menanjak karirnya hingga menjadi Kepala (bekel) Bhayangkari (pasukan khusus pengawal raja). Karena berhasil menyelamatkan Prabu Jayanegara (1309-1328) dan mengatasi pemberontakan Ra Kuti, ia kemudian diangkat sebagai Patih Kahuripan pada 1319. Dua tahun kemudian ia diangkat sebagai Patih Kediri.

Gajah Mada adalah seorang mahapatih kerajaan Majapahit yang didaulat oleh para ahli sejarah Indonesia sebagai seorang pemimpin yang telah berhasil menyatukan nusantara. Sumber-sumber sejarah yang menjadi bukti akan hal ini banyak ditemukan diberbagai tempat. Di antaranya di Trowulan, sebuah kota kecil di Jawa Timur yang dahulu pernah menjadi ibu kota kerajaan Majapahit. Kemudian di Pulau Sumbawa, di mana sebuah salinan kitab Negarakertagama di temukan. Prasasti dan candi adalah peninggalan-peninggalan masa lalu yang menjadi bukti lain pernah jayanya kerajaan Majapahit di bawah pimpinan mahapatih Gajah Mada, dengan rajanya yang berkuasa Sri Rajasanagara (Dyah Hayam Wuruk).

Peristiwa pemberontakan yang paling berdarah pada masa pemerintahan Sri Jayanegara, raja Majapahit yang kedua. Pemberontakan yang dilakukan oleh Dharmaputra Winehsuka di bawah pimpinan Ra Kuti - rekan Gajah Mada dalam keprajuritan - sampai mampu melengserkan sang prabu Jayanegara dari singgasananya untuk sementara dan mengungsi ke pegunungan kapur utara, sebuah daerah yang diberi nama Bedander.

Ra Kuti, Ra Tanca, Ra Banyak, Ra Wedeng, dan Ra Yuyu pada mulanya adalah prajurit-prajurit yang dianggap berjasa kepada negara. Oleh karenanya sang prabu Jayanegara memberikan gelar kehormatan berupa Dharmaputra Winehsuka kepada kelima prajurit tersebut. Entah oleh sebab apa, mereka, dipimpin oleh Ra Kuti melakukan makar mengajak pimpinan pasukan Jala Rananggana untuk melakukan pemberontakan terhadap istana. Pada waktu itu Majapahit memiliki tiga kesatuan pasukan setingkat divisi yang dinamakan Jala Yudha, Jala Pati, dan Jala Rananggana. Masing-masing kesatuan dipimpin oleh perwira yang berpangkat Tumenggung.

Gajah Mada, pada waktu itu masih menjadi seorang prajurit berpangkat Bekel. Pangkat bekel dalam keprajuritan pada saat itu setingkat lebih tinggi dari lurah prajurit, namun masih setingkat lebih rendah dari Senopati. Pangkat di atas Senopati adalah Tumenggung, yang merupakan pangkat tertinggi. 

Gajah Mada membawahi satu kesatuan pasukan setingkat kompi yang bertugas menjaga keamanan istana. Nama pasukan ini adalah Bhayangkari. Jumlahnya tidak lebih dari 100 orang, namun pasukan Bhayangkari ini adalah pasukan khusus yang memiliki kemampuan di atas rata-rata prajurit dari kesatuan mana pun.

Informasi tentang adanya pemberontakan tersebut diperoleh dari seseorang yang memberitahu Gajah Mada akan adanya bahaya yang akan datang menyerang istana pada pagi hari. Tidak dijelaskan siapa dan atas motif apa seseorang tersebut memberikan informasi tersebut kepada Gajah Mada. Satu hal yang cukup jelas bahwa orang tersebut mengetahui rencana makar dan kapan waktu dilakukan makar tersebut menandakan bahwa informan tersebut memiliki hubungan yang cukup dekat dengan pihak pemberontak.

Mendapatkan informasi tersebut Gajah Mada segera melakukan koordinasi dengan segenap jajaran telik sandi yang dimiliki pasukan Bhayangkari, tidak ketinggalan terhadap telik sandi pasukan kepatihan. Saat itu mahapatih masih dijabat oleh Arya Tadah, yang memiliki hubungan yang cukup dekat dengan Gajah Mada.

Gajah Mada juga melakukan langkah koordinasi kekuatan terhadap tiga kesatuan pasukan utama Majapahit dengan cara menghubungi masing-masing pimpinannya. Tidak mudah bagi seorang bekel untuk bisa melakukan hal ini karena ia harus bisa menemui para Tumenggung yang berpangkat dua tingkat di atasnya. Namun, Arya Tadah yang tanggap akan adanya bahaya, telah membekali Gajah Mada dengan lencana kepatihan, sebuah tanda bahwa Gajah Mada mewakili dirinya dalam melaksanakan tugas tersebut.

Dua dari tiga pimpinan pasukan berhasil dihubungi. Namun keduanya menyatakan sikap yang berlainan. Pasukan Jala Yudha bersikap mendukung istana, sedangkan pasukan Jala Pati memilih bersikap netral. Pimpinan pasukan Jala Rananggana tidak berhasil ditemui karena pada saat itu kesatuan pasukan tersebut telah mempersiapkan diri di suatu tempat yang cukup jauh dari istana untuk mengadakan serangan dadakan keesokan harinya. Yang selanjutnya terjadi adalah perang besar yang melibatkan ketiga kesatuan utama pasukan Majapahit. Akhirnya peperangan tersebut dimenangkan oleh pihak pemberontak, dan memaksa sang Prabu Jayanegara mengungsi ke luar istana dilindungi oleh segenap kekuatan pasukan Bhayangkari.

Namun, tidak seluruh anggota pasukan Bhayangkari yang memihak raja. Hal ini tentu menyulitkan tindakan penyelamatan sang prabu karena setiap saat di mana saja, musuh dalam selimut bisa bertindak mencelakai sang prabu. Hal ini yang mendorong Gajah Mada melakukan tindakan penyelamatan yang rumit sampai membawa sang prabu ke Bedander, sebuah daerah di pegunungan kapur utara.

Dengan kecerdikannya, memanfaatkan kekuatan dan jaringan yang dimiliki, akhirnya Gajah Mada berhasil mengembalikan sang prabu ke istana. Prabu Sri Jayanegara memang selamat dari kejaran Ra Kuti dan pengikut-pengikutnya. Namun, sembilan tahun kemudian, salah seorang Dharmaputra Winehsuka yang telah diampuni dari kesalahan akibat terlibat dalam pemberontakan tersebut, melakukan tindakan yang sama sekali tidak terduga : yaitu membunuh sang prabu saat diminta untuk mengobati bisul sang prabhu. Dia adalah Ra Tanca, yang akhirnya langsung dibunuh oleh Gajah Mada.

Selanjutnya silahkan membaca bagian yang kedua.


Budak2 Zaman Sekaghang (sekarang)

Awok tadi ke Jaya Jusco Ipoh....
niat hati nak raikan besday Puteri Sulong awok...
Nur Qurratu'aini yang haghi (hari) ni genap 4 tahon.....
tapi bukan itu yang awok nak ceghite (cerita)....

kesahnye macam ni....
sedih betoi le awok nengok kan bebudak Melayu Islam sekaghang (sekarang) ni....
deme idak tau dah malu nak tunjok kan 'kaseh sayang' deme pade oghang (orang) lain...
bukan deme higho (hirau) pun oghang (orang) ghamei (ramai) sekeliling deme.....
bangge betoi deme dapat tunjok pade oghang (orang) berpelok sakan ye....

awok yang dengan famili awok......
dengan Mem awok, 3 oghang (orang) anak kecik....
dengan yang sulong udah pandei bertanye macam2....
semue bende die nak tau.....

dan kebetolan ade satu pasangan ni....
yang lelaki dok menyando (menyandar) kat dade budak pompuan nye.....
yang si budak pompuan nye pulak pipi udah nak bertemu dengan mulot si jantan tu....
sebelah deme tu ade soghang (sorang) ahso....
tak tau malu langsong deme ni.....

awok yang udah paneh (panas) hati....
apelagi.....
teghoih (terus) bertanye ...
"kome ni udah kawen ke??' (dengan nada keghaih (keras) awok tanye).....
selambe pulak si jantan tu jawab......
"belom".......
lagi le awok paneh (panas) hati......

teghoih (terus) awok tarbiah deme kat situ (heheheh...tetibe teghase (terasa) macam ustaz pulak)....
"kome berdue ni Islam..... tu.....ditengok dek oghang (orang) Bukan Islam malu kite......
deme lain le bukan ade halei (halal) hagham (haram)".....
lepaih tu...
baghu le bebudak tu dudok berjauh sikit.....
dan dengan muke bengang deme bangon daghi (dari) situ dengan tak menoleh ke belakang pun....

lantak le.....
janji awok udah lepaih (lepas) tanggongjawab awok.....
betoi le kate....
Selemah-lemah Iman kite tego dengan hati.....
tapi kome kalo bulih tego le dengan lidah dan perbuatan kome....
sekaghang (sekarang) bukan zaman budak2 tau malu dah dengan oghang (orang) sekeliling.....

Jage le keluarge kite sekaghang (sekarang) ni....
kalo pun kite tak bulih nak jage masyaghakat (masyarakat) kite...
Jage dighi (diri) hiasi peghibadi (Peribadi)....

Gambar Belangkas