Masuknya air ke dalam telinga sering terjadi saat orang sedang berenang. Kebanyakan orang akan menganggapnya sepele, padahal bila dibiarkan hal ini bisa menyebabkan risiko infeksi.
Air yang masuk ke telinga dan tidak dibersihkan bisa menyebabkan masalah. Jika saluran telinga basah, maka perlindungan pada saluran telinga akan hilang dan berisiko mengalami infeksi.
Telinga mengandung zat
Thursday, May 12, 2011
Wednesday, May 11, 2011
1.10am!
I am still awake....
Yesterday, after the second paper was completed, all I needed was a bed to lie on because it was rather draining. I figured after the third paper today, I should be dead tired. Alas, it didn't happen as expected!
After the exam, I was chatting with some lovely bunch of people, then headed to Tesco for a wee shopping (wasn't suppose to be wee, but there really wasn't much to buy!).
By the time I came home from Tesco, it was dinner time.
I then decided to look through the bunch of movies that my bro saved into my hard disk like two years ago! Had a Speed Movie-thon. Loved the fast forwarding button. 4 movies in 2 hours!
Now its 1.10am.
What happens at 1.10am?
I. GET. HUNGRY.
I cooked 2 pieces of honey chicken during dinnertime n it was actually suppose to be eaten tmr. Irresistable :) It was fab that I craved for more.. n there is one more piece in the fridge... but i must refrain myself
..... and after a satisfied tummy comes the sleepiness.... Great way to start off a holiday eh ;)
Yesterday, after the second paper was completed, all I needed was a bed to lie on because it was rather draining. I figured after the third paper today, I should be dead tired. Alas, it didn't happen as expected!
After the exam, I was chatting with some lovely bunch of people, then headed to Tesco for a wee shopping (wasn't suppose to be wee, but there really wasn't much to buy!).
By the time I came home from Tesco, it was dinner time.
I then decided to look through the bunch of movies that my bro saved into my hard disk like two years ago! Had a Speed Movie-thon. Loved the fast forwarding button. 4 movies in 2 hours!
Now its 1.10am.
What happens at 1.10am?
I. GET. HUNGRY.
Homemade Honey chicken |
..... and after a satisfied tummy comes the sleepiness.... Great way to start off a holiday eh ;)
KARYA SASTRA JAMAN MAJAPAHIT
Tidak banyak kita jumpai karya sastra pada jaman kerajaan Majapahit ini, selain kakawin Negarakertagama gubahan Mpu Prapanca, masih terdapat beberapa kakawin lainnya gubahan Mpu Tantular dan Mpu Tanakung, yaitu Arjuna Wijaya dan Sutasoma, Puruda Santa (Mpu Tantular) serta Wretta Sancaya dan Siwaratrikalpa atau Lubdhaka (Mpu Tanakung), yang digubah pada masa kejayaan Majapahit.
Kakawin Arjuna Wijaya menguraikan peperangan antara Prabhu Arjuna Sahasrabhahu dan pendeta Parasu Rama, berdasarkan Uttara Kanda, bagian terakhir Ramayana (Sansekerta). Cerita ini sangat populer terbukti dari adanya pelbagai naskah dalam bahasa Bali dan Jawa Kuna. Versinya dalam bahasa Jawa Baru dalam bentuk tembang diusahakan oleh Raden Ngabehi Sindusastra dari Surakarta, diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1930. Cerita ini dikenal dengan Lampahan Arjuna Sasrabahu, banyak dipertunjukkan dalam seni panggung wayang, baik wayang kulit maupun wayang orang. Naskah ini juga pernah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, dibahas dan diterbitkan sebagai bahan thesis pada Universitas Nasional di Canberra, Australia oleh Dr. Supomo pada tahun 1971.
Karya Mpu Tantular yang kedua adalah Sutasoma, Purusada Santa, sebuah cerita moralistik dan didaktik Budha tentang pahlawan Sutasoma yang menyerahkan hidupnya dengan sukarela sebagai mangsa kepada raksasa Kalmasa Pada. Raksasa Kalmasa Pada kagun akan kerelaan itu, dan tidak jadi memakannya, bahkan malah bertobat dan memeluk agama Budha. Sutasoma adalah Bodhisattwa. Naskah Sutasoma Purusada Santa ini banyak menarik perhatian para sarjana, diantaranya Prof. J. Ensink, dalam tahun enampuluhan ia datang ke Indonesia untuk mengadakan penelitian tentang Sutasoma di pulau Bali, hasilnya adalah sebuah tulisan yang berjudul On the Old Javanese Cantakaparwa and its tale of Sutasoma, VKI, 54, 1967. Teks Sutasoma ini juga dijadikan bahan thesis pada Universitas Nasional di Canberra, Australia, oleh Dr. Suwito Santosa pada tahun 1969.
Wretta Sancaya atau disebut juga Cakrawala Duta pada hakekatnya adalah karya pengetahuan tentang matra kakawin India, yang banyak dipinjam dalam kesusasteraan Jawa Kuna, tetapi diberi bentuk cerita romantis tentang seorang gadis yang ditinggalkan oleh kekasihnya. Gadis itu memeinta bantuan kepada burung cakrawala atau meliwis untuk mencarikan kekasihnya tersebut. Karya ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda dan diterbitkan oleh Prof. H. Kern dengan judul Wretta-sancaya, Oud Javaansch leerdicht over versbouw, Leiden, 1875.
Sriwaratrikalpa atau Lubdaka bercerita tentang seorang pemburu yang pada suatu malam menaburkan daun maja (wilwa) di atas lingga Dewa Siwa, yang ada di bawah pohon maja. Sebagai tanda terima kasih, Dewa Siwa mengijinkan pemburu itu masuk ke dalam taman surga. Cerita Lubdhaka adalah saduran dari mithologi India yang bertalian dengan upacara keagamaan Shiwaratri. Mungkin pada jaman Majapahit Shiwaratri itu juga dirayakan. Naskah ini telah diterbitkan oleh Prof. A. Teeuw di bawah judul Sriwaratrikalpa dalam seri Bibliotheca Indonesica no. 3 tahun 1969. Karya lainnya dari Mpu Tanakung adalah Pati Brata atau Uddalaka, karya ini belum pernah diterbitkan.
TEMUAN-TEMUAN MAJAPAHIT TERBARU
Berikut ini akan diuraikan beberapa temuan peninggalan kerajaan Majapahit terbaru yang diketemukan periode tahun 2010 s/d April 2011, setidaknya ada empat penemuan yang cukup berarti, yaitu :
Temuan candi baru di wilayah Watesumpak, Kecamatan Trowulan, Mojokerto, untuk beritanya silahkan anda baca di sini
Temuan berikutnya adalah berupa Prasasti jaman Majapahit yang diketemukan di daerah Blitar, Jawa Timur, beritanya silahkan baca di sini
Temuan kolam pemandian raja-raja Majapahit, di daerah Nglinguk, Desa/Kecamatan Trowulan, Mojokerto, beritanya silahkan baca di sini atau disini
Temuan prasasti Butulan, yang diketemukan di daerah Gresik, Jawa Timur, tepatnya di dinding goa butulan Desa Gosari, Ujung Pangkah, beritanya silahkan baca di sini
IKON KOTA RAJA MAJAPAHIT
Sebelum manusia lahir di muka bumi, alam semesta didiami oleh dewa-dewa yang tinggal di atas kahyangan, sedangkan daitya-daitya tinggal di bawah mewakili keburukan. Para dewa dan daitya selalu saja bertengkar.
Pada suatu ketika, para dewa mencari air kehidupan atau amerta. Sayangnya air kehidupan itu tersembunyi di dasar laut dan dijaga oleh sejumlah naga. Dewa Brahma memanggil para dewa di puncak Gunung Mahameru untuk ditugaskan mengaduk laut supaya dari pusatnya keluarlah amerta. Para daitya pun dilibatkan dalam proyek tersebut.
Konon, sebagai alat pengaduknya adalah Gunung Mandara yang diangkut para dewa ke tepi laut. Dewa Wisnu menjelma menjadi kura-kura yang sangat besar untuk alas Gunung Mandara, sedangkan Dewa Wasuki menjelma menjadi ular besar untuk membelit gunung itu. Kepala ular ditarik para daitya, sedangkan ekornya ditarik para dewa, maka berputarlah Gunung Mandara mengaduk air laut.
Singkat cerita, keluarlah Dewa Dhanwantari, tabib kahyangan dari dalam laut. Di tangannya ia membawa guci yang berisi amerta, air dambaan para dewa.
Inilah ringkasan kisah Amertamanthana yang dipetik dari Kitab Mahabharata dari India. Amertamanthana menceritakan terjadinya dunia ini melalui pengadukan laut susu untuk mendapatkan amerta, air kehidupan.
Inilah ringkasan kisah Amertamanthana yang dipetik dari Kitab Mahabharata dari India. Amertamanthana menceritakan terjadinya dunia ini melalui pengadukan laut susu untuk mendapatkan amerta, air kehidupan.
Ikon kota raja Majapahit
Naga atau ular besar merupakan ikon yang sangat penting untuk menggambarkan mitologi alam semesta. Pada masa Jawa Kuno, pahatan naga sering terpahat pada tubuh yoni, miniatur bangunan candi, relief candi, dan pada bangunan candi itu sendiri. Naga yang dipahatkan itu tidak melulu tentang Amertamanthana, melainkan juga ada yang berkaitan dengan masalah kesuburan dan kepercayaan lainnya.
Naga sebagai ikon kota kuno dapat dilihat pada situs kota Angkor di Kamboja. Tata letak kota itu benar-benar replika penciptaan dunia dengan cara pengadukan laut susu. Sebelum memasuki kota Angkor terdapat tanggul Angkor Thom. Di kanan kiri jalan-tanggul terdapat 54 raksasa yang memegang seekor naga dan posisi mereka membelakangi kota. Ketika masuk kota, yang di sebelah kiri adalah dewa-dewa kahyangan, dan di sebelah kanan dewa-dewa dunia-dunia bawah tanah. Di tengah kota terdapat Candi Bayon sebagai gunung suci dengan pintu-pintu simetris yang berlawanan arah, timur-barat dan utara-selatan. Dewa kahyangan dari pintu selatan tampak menarik naga yang melingkar-lingkar secara simbolis di sekeliling Candi (Gunung) Bayon, untuk ditangkap pada bagian ujungnya oleh dewa-dewa neraka dari dunia-dunia bawah tanah yang terdapat di pintu utara. Demikian pula halnya antara pintu barat dan timur. Dewa-dewa itu menarik secara bergantian, membuat Candi Bayon seperti berputar pada porosnya, simbol kegiatan mengaduk lautan kosmik, yang digambarkan dalam bentuk parit-parit air.
Blur Building, Uniknya Awan Buatan
'Blur Building' adalah sebuah karya arsitektur yang dirancang untuk Swiss Expo 2002. Struktur seluas 90x60 meter ini dibangun di atas danau Neuchatel, Yverdon-les-Bains, Swiss.
Air dari danau akan dipompa ke dalam struktur bangunan, disaring dan disemprotkan ke udara sehingga menghasilkan kabut. Pengunjung yang memasuki bangunan ini akan merasakan seolah-olah masuk ke dalam gumpalan
Air dari danau akan dipompa ke dalam struktur bangunan, disaring dan disemprotkan ke udara sehingga menghasilkan kabut. Pengunjung yang memasuki bangunan ini akan merasakan seolah-olah masuk ke dalam gumpalan
Subscribe to:
Posts (Atom)
-
| Peranan buah dada dan puting wanita memang banyak, bukan sekadar menggoda nafsu lelaki saja, tapi buah dada sebagai bukti kalau gadis itu...
-
Khunsa, berasal dari perkataan Arab yang bererti lembut. Menurut Kamus Dewan, orang yang mempunyai dua alat kelamin. Golongan istimewa ini A...