Tuesday, May 10, 2011

HUBUNGAN DENGAN NEGARA TETANGGA (3)

Menurut kakawin Negarakertagama pada tahun 1365 kerajaan Campa mempunyai hubungan persahabatan dengan Majapahit. Pada waktu itu Campa diperintah oleh Che Bong Nga, orang besar di Campa berkat kejayaannya dalam peperangannya melawan Dai Vet dari tahun 1361 sampai 1390. Masa pemerintahannya bertepatan dengan masa pemerintahan Dyah Hayam Wuruk di Majapahit yakni dari tahun 1351 sampai 1389. Baik jalannya sejarah maupun keruntuhannya, kerajaan Campa hampir mirip dengan kerajaan Majapahit. Che Bong Nga digantikan oleh Ngaut Klaung Wijaya yang memerintah Campa dari tahun 1400 sampai 1441 dan mengambil nama abhiseka Indrawarman pada tahun 1432. Ia berjaya menyelamatkan negaranya dari ancaman Dai Viet, namun sepeninggalnya timbullah perang saudara. Dalam masa tiga puluh tahun semenjak matinya Indrawarman, Campa diperintah oleh lima orang raja dari pelbagai dinasti, ganti berganti melalui peperangan yang melemahkan kedudukan negara, sehingga pada tahun 1471 diserang oleh Vietnam. Kerajaan Campa runtuh dan sejak itu diduduki oleh bangsa Vietnam serta tidak pernah bangun lagi.

Serat Kanda dan Babat Tanah Jawi memberitakan bahwa pada permulaan abad limabelas raja Brawijaya dari Majapahit kawin dengan puteri Campa (seorang muslim) yang bergelar puteri Dwarawati. Oleh karena puteri Campa itu meninggal pada tahun 1448 seperti tercatat dalam batu nisannya di Trawulan (Dr. J.L.A. Brandes, Pararaton, hal. 197). Ia meninggalkan Campa kira-kira pada jaman pemerintahan Indrawarman. Hal yang membingungkan adalah, tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan adanya agama Islam di Campa sebelum tahun 1471, sehingga berita tentang puteri Campa (oleh Pararaton) di atas sama sekali tidak cocok dengan epigrafi Campa, oleh karenanya persoalan ini merupakan persoalan yang tidak gampang pemecahannya.
Sebaliknya pengumuman kaisar T'ai-tsu pada tahun 1370 yang mendirikan dinasti Ming sejak jatuhnya dinasti Yuan pada tahun 1368, jelas-jelas menyatakan bahwa pada tahun 1370 Campa telah mengadakan hubungan persahabatan dengan Cina. Hubungan persahabatan ini meningkat pada permulaan abad limabelas dalam pemerintahan kaisar Yung-lo berkat aktivitas duta keliling Cheng-Ho. Campa merupakan pelabuhan penting dan dijadikan pangkalan untuk melancarkan aktivitas Cheng Ho ke daerah-daerah Asia Tenggara. Kiranya persoalan Puteri Campa ini perlu dikaitkan dengan aktivitas duta keliling Cheng Ho tersebut, yang memang jelas-jelas telah memeluk agama Islam. Masalah ini dibahas dalam tulisan yang berjudul "The Coming of Islam to Majapahit" (Slametmuljana, "Islam in Java before the foundation of Islamic state of Demak" di Nanyang Society Journal, vol. 27, hal. 41-82).

Mengenai hubungan antara Majapahit di satu pihak dan Kamboja serta Dai Viet (Yawana) di lain pihak, seperti dinyatakan dalam Negarakertagama pupuh XV, tidak terdapat beritanya, baik dalam karya-karya sejarah maupun dalam epigrafi.

HUBUNGAN DENGAN NEGARA TETANGGA (2)

Dharmanagari di pantai Timur Semenanjung Tanah Melayu, di bagian Selatan Siam, terkenal sebagai Ligor atau Nakhon Sithammarat, adalah kerajaan lama yang dikenal sejak abad delapan seperti tercatat dalam prasasti Ligor. Pada waktu itu menjadi negara bawahan Sriwijaya. Pada tahun 1350, ketika Ramadhipati mendirikan kerajaan Dwarawati yang berpusat di Ayudhya, Dharmanagari masih tetap berdiri sebagai negara merdeka dan mengadakan hubungan persahabatan dengan Majapahit. Bahkan ketika Rama Khamheng dari Sukhothai pada akhir abad tiga belas menegakkan kekuasaannya di wilayah Indo-Cina, Dharmanagari tetap bertahan. Oleh karena dalam abad empat belas seluruh Semenanjung Melayu dari Tumasik sampai Semang adalah daerah bawahan Majapahit, sedangkan daerah sebelah Baratnya dikuasai oleh Ayudhya, maka Dharmanagari hanya merupakan kerajaan kecil, terjepit antara Ayudhya dan daerah bawahan Majapahit.

Marutma, biasa disamakan dengan Martaban (G. Coedes, The Indianized of Southeast Asia, 1968 hal. 219) terletak di delta sungai Saluen, adalah kerajaan Mon. Sejak timbulnya kerajaan Burma dan Sukhothai dalam abad tigabelas, kerajaan Mon ini menjadi rebutan antara bangsa Burma dengan bangsa Thai. Pada tahun 1201 kerajaan Mon berhasil dikuasai oleh Waweru dari suku Thai dengan bantuan Tarabaya yang mengakibatkan kematian kedua belah pihak. Martaban pada tahun 1318 jatuh dalam kekuasaan bangsa Thai di bawah peemerintahan Lai Thai, putera Rama Khamheng ; diperintah bangsa Thai sampai tahun 1347, ketika bangsa Mon berhasil menggulingkan kekuasaan Lai Thai dan membebaskan negaranya dari kekuasaan bangsa Thai. Demikianlah dalam pertengahan abad empatbelas kerajaan Mon di Martaban adalah negara merdeka dan menjadi tetangga daerah bawahan Majapahit di Semenanjung Melayu.

Kerajaan Campa dengan ibukota Wijaya (Caban) di dekat kota Binhdinh, terletak di pantai Timur Vietnam, adalah kerajaan lama yang telah dikenal sejak permulaan abad Masehi. Campa mengadakan hubungan persahabatan dengan Jawa sejak jaman pemerintahan raja Kertanegara yang memerintah Singasari dari tahun 1270 sampai tahun 1292. Konon puteri Tapasi dari Singasari kawin dengan raja Jaya Singawarman III dari Campa (G. Coedes, The Indianized States of Southeast Asia, 1968, hal. 217). Berkat perkawinan itu raja Jaya Singawarman melarang tentara Tartar yang berlayar ke Jawa pada akhir tahun 1292 untuk menghukum raja Kertanegara, mendarat di pantai Campa.

Pada tahun 1314 Campa diperintah oleh Tran-Minh-tong, yang juga dikenal sebagai Che Nang dalam sejarah Vietnam. Setelah gagal usahanya untuk merebut kembali daerah bagian Utara dari kekuasaan bangsa Vietnam, ia diusir dari negaranya. Konon Che Nang mengungsi ke Jawa pada tahun 1318, pada waktu itu Majapahit diperintah oleh Jayanegara.

Silahkan melanjutkan ke bagian ketiga.

HUBUNGAN DENGAN NEGARA TETANGGA (1)

Kakawin Negarakertagama pupuh XV/1 mencatat nama beberapa negara tetangga yang konon mempunyai hubungan persahabatan dengan Majapahit seperti Syangka, Ayudhapura, Dharmanagari, Marutama, Rajapura, Campa, Kamboja dan Yawana. Daftar nama itu hampir serupa dengan nama-nama yang disebut dalam pupuh LXXXIII/4 tentang tamu-tamu asing yang sering berkunjung ke Majapahit, terutama para pedagang dan para pendeta. Banyak diantara para pendeta asing yang menetap di Majapahit berkat pelayanan yang baik. Mereka itu adalah penyebar kebudayaan India. Berkat usahanya Hinduisme di Majapahit bertambah kuat. Mungkin sekali hubungan persahabatan itu terutama didasarkan atas kunjungan para pedagang dan pendeta, bukan karena adanya perwakilan asing timbal-balik di negara-negara yang bersangkutan seperti pada jaman sekarang. Tali persahabatan itu dimaksudkan sebagai usaha untuk menghindarkan serbuan tentara asing di daerah bawahan Majapahit di seberang lautan, terutama di Semenanjung Tanah Melayu, karena negara-negara tetangga itu kebanyakan berbatasan atau berdekatan dengan daerah bawahan tersebut. Lagi pula sebagian besar negara-negara tetangga itu menganut agama Hindu/Budha seperti Majapahit.

Hubungan antara Syangka (Sri Langka) dan Majapahit mungkin telah dimulai sejak pemerintahan Jayanegara, karena dalam prasasti Sidateka, 1323, raja Jayanegara menggunakan nama abhiseka Sri Sundarapandya Adiswara, sedangkan unsur pandya mengingatkan dinasti Pandya di Sri Langka. Nama Sri Langka sudah dikenal dalam abad tigabelas sebagai negara bawahan Sriwijaya. Mungkin sekali persahabatan antara Sri Langka dan Majapahit terutama akibat kunjungan pendeta-pendeta Budha dari Sri Langka ke Majapahit.
Hubungan antara Ayudya (G. Coedes, The Indianized States of Southeast Asia, 1968, hal. 222-223) dan Majapahit bertarikh sekitar tahun 1350, setelah Ramadhipati berhasil menyerbu Sukhotai dan menawan raja Lu Thai pada tahun 1349, kemudian mendirikan kerajaan Dwarawati. Negara baru Dwarawati yang berpusat di Ayudhya banyak dipengaruhi oleh negara tetangganya yang bercorak Hindu. Dari Khmer di sebelah Timurnya, negara Dwarawati mengambil pola pemerintahan, kebudayaan, kesenian dan sistem tulisan. Dari bangsa Mon dan Burma di sebelah Baratnya, mengambil pola perundang-undangan yang bersumber pada perundang-undangan India, sedangkan dari Sri Langka mengambil agama Budha.

Silahkan melanjutkan ke bagian kedua

CANDI IBU MAJAPAHIT (2)

Pada bagian yang pertama telah diulas siapakah sebenarnya Ibu Majapahit tersebut, maka pada bagian yang kedua ini akan diuraikan tentang Candi Ibu Majapahit. Candi Ibu Majapahit pada dasarnya adalah merupakan suatu istilah yang bila tidak kita cermati akan menghadirkan berbagai macam anggapan yang salah dan cenderung menyesatkan. Dalam bagian yang pertama telah pula diulas siapakan yang cocok disebut sebagai Ibu Majapahit tersebut, yang tidak lain dan tidak bukan adalah Gayatri yang digelari Rajapatni yang meninggal sekitar tahun 1350 M. 

Kakawin Negarakertagama di dalam pupuh LXIX menjelaskan secara rinci perihal candi makam Gayatri ini sebagai berikut  : 
  1. Prajnyaparamitapuri itulah nama candi makam yang dibangun. arca Sri Rajapatni diberkahi oleh Sang pendeta Jnyanawidi, telah lanjut usia, faham akan tantara, menghimpun ilmu agama. laksana titisan empu Barada, menggembirakan hati Baginda.
  2. Di Bayalangu akan dibangun pula candi makam Sri Rajapatni, pendeta Jnyanawidi lagi yang ditugaskan memberkahi tanahnya, rencananya telah disetujui oleh sang menteri demung Boja, Wisesapura namanya, jika candi sudah sempurna dibangun.
  3. Candi makam Sri Rajapatni tersohor sebagai tempat keramat, tiap bulan Badrapada di sekar oleh para menteri dan pendeta, di tiap daerah rakyat serentak membuat peringatan dan memuja, itulah suarganya, berkat berputera, bercucu narendra utama.
Dari uraian pupuh tersebut dapatlah diketahui adanya dua candi makam Gayatri yaitu yang pertama disebut dengan Prajnyaparamitapuri, dan yang kedua disebut dengan Wisesapura yang terletak di Bayalangu, Tulungagung, Jawa Timur, dan terkenal dengan sebutan Candi Gayatri.


Candi Wisesapura atau Candi Gayatri
 
Saat ini candi tersebut telah runtuh, tinggal puing-puingnya serta masih terdapat sebuah arca prajnyaparamita yang telah putus bagian kepala serta sebagian tangannya.
 
Potongan arca Prajnyaparamita
 
Baiklah kita simak kekeramatan situs Candi Wisesapura/Gayatri tersebut berdasarkan rekaman foto-foto di bawah ini.

Aura gaib Candi Gayatri (Wisesapura)

Aura para penghuni gaib Candi Gayatri
 
 

 


 


 



Aura gaib yang terdapat pada runtuhan candi perwara
 

 


Dengan tidak bermaksud untuk merubah keyakinan atau menggoyahkan iman agama para pembaca yang budiman, maka artikel berikut foto-foto di atas adalah merupakan pembuktian pribadi penulis tentang situasi Candi Wisesapura/Gayatri yang terletak di desa Boyolangu, Tulungagung, Jawa Timur sebagaimana yang diuraikan dalam kakawin Negarakertagama khususnya pupuh LXIX.

Satu kesimpulan mendasar yang patut dicatat dalam hal ini adalah, bahwa Candi Ibu Majapahit yang asli dan sebenarnya adalah Candi Wisesapura atau yang terkenal dengan sebutan Candi Gayatri, terletak di Dusun Dadapan, Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.

Penulis : J.B. Tjondro Purnomo ,SH.
 


Monday, May 9, 2011

SURYA MAJAPAHIT (LAMBANG KERAJAAN)

Surya Majapahit (Matahari Majapahit) adalah lambang kerajaan Majapahit yang kerap kali dapat ditemukan pada reruntuhan bangunan-bangunan (candi-candi) peninggalan Majapahit. Lambang ini mengambil bentuk matahari bersudut delapan, dengan bagian lingkaran di tengahnya yang menampilkan pahatan dewa-dewa agama Hindu yang terkenal. Lambang ini membentuk lingkaran kosmologis, yang disinari dengan jurai matahari khas "Surya Majapahit" atau lingkaran Matahari dengan bentuk jurai sinarnya yang khas, sehingga para ahli purbakala menduga lambang ini merupakan lambang kerajaan Majapahit.
Gambar di samping atas menunjukkan lambang Majapahit tersebut, dengan variasinya seperti yang terlihat dalam gambar di bawah ini.


 




Uraian secara lengkap mengenai arti dari kedua lambang tersebut dapat dibaca di sini

Menabung untuk masa depan

ni telo btul tau bkn klon...

Pepatah melayu kata " sediakan payung sebelum hujan " klu kita tak beringat dari awal alamat nya sendiri la tanggung betapa sengsaranya takdo duit.. Duit bukan  segala-gala nya dalam hidup kita, tapi segala-galanya perlukan DUIT.. yer tak ?  dalam zaman serba moden skang, duit mengalir macam air. sekali gi pasar jer Rm50 hengget tak cukup apetah lagi di pasaraya besar, mau beratus gak dibelanjakan.. itu blom lagi yang anak-anak bersekolah memang tak cukup belanja rm2 hengget. paling kurang rm5 hengget. klu 5 orang ? sekolah plak ada sessi pagi dan petang. mau pecah kepala mikir.. hehe

Balik cer menabung tadi, selain daripada untuk masa depan, ia mengajar kita lebih berjimat cermat dan bijak merancang perbelanjaan dan pendapatan kita. buat beberapa tabung seperti tabung kecemasan, tabung simpanan jangka masa panjang seperti akaun simpanan emas, Asb.. (p/s: simpan kejap pastu korek balik hehe.. ) dan klu ada terlebih duit tu laburkan di amanah saham. ibaratnya jangan menyimpan telur dalam satu bakul sahaja, bahagi-bahagikan . Yang bekerja tu rasa nya takda masalah kot tiap bulan cuit skit dalam 10% atau lebih dari gaji untuk simpanan atau pelaburan. pada deena plak kaedah nya tetap sama wlau kadang pendapatan turun naik.. hehe mcm pasaran saham plak ! alhamdulillah dengan pengalaman dan info yg deena dapat semasa involve dalam bidang unit amanah dan insurans dulu, deena praktikkan sejak menjadi surirumahtangga terhormat.. :-)

Seeloknya labur dalam simpanan yg pulangannya tinggi, purata setahun 15% - 20% confirm dapat ;-) kadang sampai 70% !  deena ikut teori Rule 72, orang ekonomi dan biasa main share market atau unit amanah tau la ape maksud nya, guna rule ni bahagikan dengan inflasi rate, kata kan la lo ni inflasi 4%  --> 72/4 = 18. means dalam masa 18 tahun lagi nilai duit kita Rm100 hengget akan jadi Rm50 hengget 18 tahun akan datang . So kesimpulan nya cari la saving yg pulangan tinggi dari interest rate inflasi ni tadi. dan pasti lumayan hasilnya nanti ..  =)


p/s: sedang dalam perancangan turun kl untuk menimba ilmu dan mengembangkan lagi bisnes
dot.dot.dot.. hehe  doakan yer..

Contest Blogger Friend Forever

haaa..... ni awok tengah ghajin (rajin) ni....
awok join le contest yang dibuat dek Cik Diana dan Cik Mira...
ade ghezeki (rezei) menang le awok...
kalo tak......tak menang le......

lepaih (lepas) tu kene jawab soalan kat bawah ni:----> 
hehhehe...ghase (rasa) macam sekolah2 dulu je.....

a) Siapakah rakan blOgger yg kOrg knal rapat Or baik?
kalo yang ghapat (rapat) awok ghapat (rapat) dengan blogger A.Samad Jaafar dengan Blogger Kelisasamudera sebabnye awok udah jumpe deme dan beghamah mesghe (beramah mesra) dengan deme...

b) Nyatakan blOg sape yg kOrg suke masuk, sllu komen Or lepak?
blog2 yang awok nyatekan kat bawah ni, meghupekan (merupakan) blog2 yang selalu awok masok, komen dan lepak...

A.Samad Jaafar...
Yong Ummi Hanie..
Kak Yong
Kak Halima @ MOHKEMBARA
Cik Kalamhati
Cik Amirah
 Cik Eda-Ejai
Cik Ariffda
MamaYatie
Cik Azzeyatin
Cik Dni
En Nik@sharinginfoz


ishhhh ghamei (ramai) lagi awok nak letak ni....maklomle awok gemor menjelajah blog2 oghang (orang).....

c) Lengkapkan slogan.. "Saya layak bergelar seOrang "BlOgger Friends FOrever (BFF)" kerana saya seorang yang suke berkawan dan suka mencari kawan. 

Awok tag...
A.Samad Jaafar
cik eMMe 
Lagenda Budak Nakei

Gambar Belangkas