Monday, May 9, 2011

HUBUNGAN ANTARA PUSAT DAN DAERAH (3)

Perluasan wilayah kekuasaan juga membawa dampak peningkatan hubungan dagang antara pusat dan daerah. Pelabuhan Tuban, Gresik dan Surabaya ramai dikunjungi pedagang dari daerah dan negara-negara asing tetangga. Ma Huan (Ying-yai Sheng-lan, dalam Groeneveldt, W.P, Notes on the Lalay Archipelago dan Malacca, compiled from Chinese sources, VBG XXXIX, 1880. Cetakan ulang : Historical Notes on Indonesia and Malaya, Bhatara, Jakarta, 1960, hal. 45-48) yang mengunjungi Majapahit pada tahun 1413 (setelah Majapahit mengalami kemunduran) menjelaskan bahwa pelabuhan-pelabuhan tersebut banyak didiami oleh pedagang Cina dan asli yang kaya-kaya. Segala macam barang dagangan banyak diperjual-belikan di situ. Mutu manikam dan barang-barang buatan luar negeri banyak diborong oleh pedagang asli dalam jumlah besar. Namun yang banyak disukai adalah barang pecah belah dari porselen Cina yang berbunga hijau, kain sutera dan lenan, baik polos maupun berbunga, dan minyak wangi. Rupanya pada waktu itu di antara pelbagai hasil bumi, beras merupakan bahan ekspor utama Majapahit, karena sudah sejak lama pulau Jawa terkenal sebagai daerah penghasil padi ; dua kali setahun panen padi. Mata uang tembaga Cina dari pelbagai dinasti laku di pelabuhan itu.
Kakawin Negarakertagama dalam pupuh LXXXIII/3 juga menjelaskan bahwa banyak pedagang dari Jambudwipa, Kamboja, Campa, Yawana, Cina, Siam, Goda, Karnataka (Mysore di India) datang ke Majapahit. Boleh dipastikan bahwa sebaliknya pedagang-pedagang Jawa berlayar ke tempat-tempat tersebut. Berkembangnya perdagangan membawa kemakmuran kepada negara dan peningkatan kesejahteraan di lingkungan rakyat. Berkat kunjungan pedagang-pedagang asing itu maka nama Majapahit yang biasa disebut dengan Jawa saja, menjadi mashur di luar negeri. Dengan agak berlebih-lebihan Prapanca mengatakan bahwa pada waktu itu Jawa dan Jambudwipa adalah negara utama di dunia. Pada hakekatnya ia ingin mengatakan bahwa dalam abad yang ke empatbelas, Majapahit merupakan kekuasaan besar di wilayah Asia. Berkembangnya hubungan dagang antara Majapahit dengan daerah-daerah di Nusantara ini dapat dipahami, karena hasil bumi dari daerah perlu dijual di pasaran, sedangkan pedagang asing yang memerlukannya kebanyakan berkunjung di pelabuhan Tuban, Gresik dan Surabaya, sehingga pelabuhan-pelabuhan tersebut menjadi pusat perdagangan pada abad empatbelas.

Negarakertagama dalam pupuh XVI memberitakan bahwa pada musim-musim tertentu pemerintah pusat mengirimkan pegawai dan pendeta-pendeta ke daerah untuk menarik upeti. Ditegaskan bahwa disamping tugas utama itu para pendeta dianjurkan menyebarkan agama dan memberantas penyesatan. Para pendeta Budha hanya diijinkan menyiarkan agamanya di daerah sebelah Timur Jawa, sedangkan para pendeta Siwa boleh menjelajah segala pulau untuk menyiarkan agamanya tanpa mengenal pembatasan.

Foto di samping ini menunjukkan patung pendeta Siwa.


Dalam abad empat belas, agama dan sastera yang merupakan unsur pokok kebudayaan menjadi monopoli kaum pendeta. Dengan sendirinya kedatangan para pendeta di daerah-daerah itu berarti terjadi penyebaran kebudayaan Jawa di daerah Nusantara. Mungkin banyak pula diantara pendeta Jawa yang lalu menetap di daerah demi kepentingan agamanya. Tidaklah mengherankan bahwa nama Majapahit yang biasa disamakan dengan Jawa saja, terkenal di berbagai tempat di Nusantara dan pengaruh Jawa karenanya mulai berakar di daerah-daerah. Dongengan-dongengan setempat tentang pembesar daerah ke pusat kerajaan Majapahit untuk mempelajari adat-istiadat atau meminang puteri Majapahit tercatat dalam pelbagai hikayat daerah. Sebaliknya dongengan-dongengan tentang bangsawan-bangsawan Majapahit ke daerah, yang kemudian diangkat sebagai pembesar daerah setempat, terdapat pula dalam hikayat-hikayat daerah. Meskipun dalam hal ini terdapat anakhronisme, namun intinya menunjukkan persebaran pengaruh Jawa ke daerah-daerah Nusantara.

PUNAKAWAN, BUDAYA ASLI MAJAPAHIT (2)

Nama punakawan Punta, Prasanta dan Juru Deh hanya dikenal dalam kakawin (karya sastra) Ghatotkacasraya, nama punakawan itu dikenal kembali dalam seni panggung wayang gedog tentang cerita panji sebagai Jodeg Santa (kontaminasi dari Juru Deh dan Prasanta).
Dalam jaman Singosari-Majapahit nama punakawan tersebut tidak dikenal, yang muncul pada waktu itu adalah punakawan Semar seperti yang nyata-nyata muncul dalam hiasan/relief Candi Tigowangi (1358 M) dan Candi Sukuh (1439 M), dalam cerita Sudamala. Karya sastra Sudamala ini menceritakan peranan punakawan Semar secara lebih berkesan bila dibandingkan dengan tokoh Juru Deh, Prasanta dan Punta di atas. Dalam karya sastra Sudamala tersebut jelas sekali peranan Semar sebagai punakawan dan pelawak. Segala gerak-gerik dan ucapannya serba menggelikan. Relief/pahatan yang terdapat pada candi Tigawangi dan candi Sukuh juga menggambarkan hal yang serupa, yaitu ujud Semar yang lucu, serta tandang-tanduknya yang serba menggelikan. Diantaranya Semar memanjat di atas bangkai raksasa Kalanjaya, yang telah mati terbunuh oleh Sudamala.
 
Jelaslah dalam hal ini bahwa punakawan Semar yang tertua bertarikh pada jaman Majapahit yaitu disekitar tahun 1358 M (Candi Tigawangi), meskipun pada relief di candi tersebut terlihat beberapa punakawan yang lain, namun yang disebutkan dalam karya sastra Sudamala hanya seorang saja, yakni Semar.


Tokoh Semar pada relief candi Sukuh

Dalam seni panggung wayang pada jaman Surakarta dan Jogyakarta, jumlah punakawan bertambah menjadi tiga (versi Surakarta) dan menjadi empat (versi Jogyakarta) yaitu : Semar, Gareng, Petruk dan Bagong. Mereka bertindak sebagai pelawak, yang disamping membadut, juga memberikan komentar tentang segala perkara yang timbul dari pikiran Si Dalang. Mereka tetap menjadi punakawan keluarga Pandawa, terutama sebagai punakawan Arjuna.

Semua tokoh punakawan memiliki bentuk tubuh yang agak istimewa, Semar digambarkan sebagai seorang yang tua, berkuncung putih, bermata rembes, berkaki pendek, berpantat besar, bentuknya seperti penyu atau kura-kura. Gareng tangannya ceko, kakinya pincang, matanya juling, hidungnya bulat seperti buah terong. Petruk hidungnya panjang, perutnya bekel, mulutnya selalu tertawa, berperawakan tinggi-kurus dan berkuncir. Bagong orangnya pendek, mulutnya lebar dan matanya sebesar terbang.

Sebagai imbangan diciptakan tokoh Togog dan Bilung, kedua-duanya sebagai pamong tokoh seberang lautan. Togog dan Bilung menjadi lambang kelemahan dan kekalahan, karena tiap tokoh yang diikutinya (dalam cerita) selalu dapat dikalahkan oleh tokoh Pandawa yang diikuti oleh Semar. Togog orangnya pendek, mulutnya lebar, bibirnya menjulur ke muka. Bilung orangnya pendek kecil, warna kulitnya hitam, kepalanya penuh kudis.

PUNAKAWAN, BUDAYA ASLI MAJAPAHIT

Ciri khusus kebudayaan Majapahit ialah adanya pembauran antara unsur-unsur Jawa asli dengan unsur-unsur India. Adanya unsur-unsur Jawa asli itu menyebabkan kebudayaan Majapahit  (Jawa Timur) bukan semata-mata tiruan kebudayaan India, meskipun harus diakui bahwa pengaruh kebudayaan India masih terasa sangat kuat. Pembauran ini terbukti memberi sekedar kesegaran dalam kehidupan kebudayaan dan menimbulkan aliran baru yang disebut dengan aliran Singasari-Majapahit, karena aliran baru tersebut memang berkembang pada jaman kerajaan Singasari-Majapahit.

Timbulnya kesadaran untuk memasukkan unsur-unsur Jawa asli dalam kebudayaan telah terasa sejak jaman kerajaan Kadiri dalam abad ke duabelas, seperti terbukti dari karya Ghatotkacasraya gubahan Mpu Panuluh. Dalam karya sastra ini untuk pertama kalinya ditampilkan unsur Punakawan yaitu hamba, abdi dalam karya sastra yang berdasarkan cerita dari epik Mahabarata. Dalam Mahabarata unsur punakawan ini tidak dikenal sama sekali, oleh karenanya unsur punakawan adalah merupakan unsur Jawa asli.
Punakawan mengabdi kepada tokoh Pandawa yang memegang peranan utama dalam cerita Mahabarata tersebut. Dalam karya sastra Ghatotkacasraya punakawan ini berjumlah tiga orang, yakni : Punta, Prasanta  dan Juru-Deh. ; ketiga-tiganya mengabdi kepada Abimanyu, putera Arjuna yang memegang peranan utama dalam cerita. Tidak dapat diketahui secara pasti dari mana Mpu Panuluh memperoleh ilham untuk memasukkan punakawan dalam gubahan karya sastra Ghatotkacasraya yang artinya : bantuan Ghatotkaca. Ada kemungkinan bahwa punakawan ini telah memiliki peranan dalam seni panggung wayang, yang pada waktu itu masih berbentuk seni pertunjukkan lisan, tetapi tidak terdapat bukti-bukti yang nyata.

Suatu kenyataan ialah, bahwa timbulnya unsur punakawan untuk pertama kalinya dalam kesusastraan adalah berkat karya Mpu Panuluh, namun dalam karya sastra tersebut punakawan masih kaku-beku, hanya merupakan embel-embel belaka, tokoh tanpa peranan alias figuran. Mungkin sekali sebabnya adalah Mpu Panuluh terlalu mengutamakan uraian tentang pemandangan alam dan menekankan peranan tokoh-tokoh penting atau central, sehingga lupa memberikan peranan yang berkesan kepada para punakawan ini.

Untuk selanjutnya silahkan menuju atau membaca bagian kedua.

Sunday, May 8, 2011

Sakit Mate...

Ghase (rasa) macam nak MC....
sakit beno ghase (rasa) mate awok ni.....
belah kanan yang palen (paling) teghok (teruk) ni....
kalo tengok keluo....
lagi le sakit....

tapi takde pulak keluo taik mate....
oghang (orang) kate kalo keluo (keluar) taik mate baghu (baru) betoi sakit mate....
tap awok takde pulak...
setakat mate meghah (merah).....
bijik mate sakit.jeee...

aduiileee....
kalo lepaih (lepas) ni takde entri baghu dari (baru dari) awok...
kome paham2 la ye....
awok MC....hehehehe

Danish dan minibike

phewitttt.. !

Kerisauan tul deena di buat nyer.. ! danish tak heran dah ngan mainan Ps, basikal dan kereta remote control dia, skang dah mula menceburi bidang permotoran la pulakkk... ecehhh konon la tu. Sebenar nya dah lama anak bujang deena sorang ni dok usya ngan ayah dia. tapi sebelum tu ada perjanjian ngan ayah dia klu nakkan minibike tu haa... budak-budak bila dah leka faham2 jer la semua tah kemana nnt, itupun deena slalu nasihat dan perati dari jauh haa..
 
uiks ! jgn buat pasal bwk gi skolah boy !

Cer bab minibike atau motor poket ni ia menggunakan 4 lejang,  2 lejang pun ada, terdapat 2 jenis "Aircool" dan "Watercool". rasanya danish punya ni jenis 'Aircool' coz ia hanya guna enjin mesin rumput.. huhuhu... yang dikenali sebagai QT. klu tekan minyak boleh sampai ke tahap 80 - 90km/jam. (p/s : abis la merempit budak nih ! ) yang jenis 'Watercool' plak lagi ganas bleh mencecah kelajuan hingga 110 - 130km/jam. tentang harga tak silap dalam RM900 hengget ke atas la.. mungkin ada lagi murah kot..



p/s: hari-hari duk kol dia dan ingatkan kakak2 dia peratikan si mamat ni...

Haghi (Hari) Ibu - Semalam

Awok dok peghatikan (perhatikan) kengkawan2 awok yanga ade pesbuk (facebook) dalam 2 - 3 haghi (hari) sebelom haghi (hari) Ibu....
ghamei (ramai) yang post dekat wall deme betape deme hargai mak2 deme.....
betape deme sayang dekat mak deme....
siap letak gambo mak ganti gambo deme....

awok pulak terpikio (terfikir)...
mak deme ni ade ke pesbuk (facebook)????
kalo yang ade pun....
deme bace ke status dekat wall anak deme tu???

atopon (ataupun) yang empunye pesbuk (facebook) tu sekado nak kabo kat oghang (orang) lain yang deme sayang kat mak deme .....
bukan niat deme pun nak tunjok dekat mak deme.....
ato (atau) dalam kate lain nak menunjok le pade oghang (orang) lain yang deme ni sayang bebeno le mak deme ni....

ceh.....awok ghase (rasa) udah macam hipokrit le pulak.....
bukan ape.....
sekaghang (sekarang) senang je....
angkat telepon (telefon) .....telepon (telefon) mak kome....cakap dengan mak kome....
kan senang....tak payah tunjok pade oghang (orang) lain

tapi itu le....
itu wall pesbuk (facebook) deme....
'peduli ape' (gemo pulak awok nyebot nick budak peduli ape ni...) deme ye tak???

Tahniah Wafa'

 Alhamdulillah pada hari Sabtu yang lepas, Wafa' telah pulang dari asrama SBPI Rawang, untuk menghadiri hari Anugerah Gemilang SMK Seksyen 7 , iaitu sekolah lama Wafa'... 
Hadiah sempena kecermerlangan dalam peperiksaan PMR

Wafa' sedang menerima hadiah dari Nash, (ya..Nash yang penyanyi tu, anak dia ada belajar di sekolah yang sama...dan Nash menjadi salah seorang AJK PIBG sekolah tersebut..)

Gambar Belangkas